KUNCI KEBAHAGIAAN SEJATI
Download disini:
https://www.dropbox.com/s/nun8yvwdw8lgeck/KUNCI%20KEBAHAGIAAN%20SEJATI.rar
JAWABAN SAYA:
1. Konsep kebenaran;
Saya tidak membahas masalah saya benar
atau orang lain salahnya, tapi
konsep kebenaran itu bukan ditentukan oleh
kwantitasnya melainkan oleh
kwalitasnya. Kelihatannya pak Akmal
terjebak pada konsep pemilihan umum,
seolah-olah kalau jumlahnya banyak itu
mesti benarnya. Seharusnya bukan
disitu donk kita menempatkan kebenaran
itu, tapi di kwalitasnya.
Kalau 1 dolar Amerika itu nilainya sama
dengan Rp. 10.000,- Yang demikian
ini namanya kurs atau persamaan atau nilai
penukaran. Tapi seorang guru
yang berdiri di depan 50 orang muridnya,
itu bukan sebuah nilai tukar, pak.
Biarpun guru itu hanya 1 dan murid itu
jumlahnya 1 juta atau 1 milyar atau 1
trilyun, guru tetap guru dan murid tetap
murid. Satu juta murid tidak sama
dengan seorang guru.
Kebenaran adalah kebenaran, sekalipun
hanya satu. Dan kesalahan tetap
kesalahan sekalipun seribu.
Jadi, orang tidak harus diukurkan dengan
saya, atau saya diukurkan dengan
orang lain, tapi ukurkanlah dengan
kebenaran.
2. Idealisme saya;
Setiap manusia mempunyai 2 jiwa, yaitu
jiwa manusianya dan jiwa
rohaniahnya. Ke-2 jiwa itu saling
bertentangan.
Ketika badani kita sakit, dan kita mau
menengok ke bilik/kamar rohani kita,
sesungguhnya terjadi kesehatan pada
rohaniah kita. Kalau kita mau
menengoknya, kita akan melihatnya. Tapi
kalau kita tidak mau menengoknya,
kita takkan melihatnya.
Bagaimana kita melihat terjadinya
kesehatan rohaniah kita? Mungkin itulah
kesempatan bagi kita untuk berpikir,
merenung, introspeksi dan beristirahat
secara fisik. Dari sini kita yang
'dominan' sifat kerohaniannya akan
bersukacita, bukannya bersedih. Sakit
bukannya merintih, malah ketawa.
Sebaliknya ketika kita sedang mendapatkan
keuntungan besar, di saat badani
kita bersukacita, jika kita mau menengok
ke kamar rohaniah kita, maka kita
akan mendapati jiwa rohaniah kita
menangis. Antara jiwa manusiawi dengan
jiwa rohaniah kita ini seperti anak
kembar. Ketika kita membelai-belai yang
satu, yang satunya cemburu. Ketika kita
menghidupkan yang satu, yang
satunya pasti akan mati.
Jadi, saya sebagai manusia, saya sedih
sekali mendapati rumahtangga saya
berantakan. Dalam diri ini ada keinginan
untuk membina rumahtangga
kembali. Entah kembali ke istri yang
lama atau mencari istri yang baru lagi.
Wajar, 'kan, pak?! Tapi jangan lupa bahwa saya juga
memiliki jiwa rohaniah.
Jiwa rohaniah saya ini juga butuh hidup,
meskipun banyak orang telah
melakukan pembunuhan terhadap jiwa
rohaniahnya. Dan sekalipun bagi pak
Akmal tidak penting untuk menghidupkan
jiwa rohaniah, tapi bagi saya itu
penting sekali. Saya tidak memiliki
ikatan untuk taat pada pak Akmal.
Karena itu sekalipun dalam kacamata
pak Akmal saya ini gagal, sama
seperti kacamata manusia saya juga
menyatakan saya ini gagal, namun
kacamata rohaniah saya justru menilai
saya sukses. Semua sifat-sifat
keduniawian yang ada pada diri saya
telah berhasil saya lucuti, dan
kerohanian saya terlihat berdiri
megah. Jika pak Akmal kelihatan serupa
dengan 7 milyar manusia yang ada di
dunia ini, saya tidak serupa dengan 7
milyar manusia yang ada di dunia ini.
Ketika pak Akmal berkata: kedudukan
itu penting, saya berkata: itu tidak
penting. Ketika pak Akmal berkata:
kaya itu penting, saya berkata: itu tidak
penting. Ketika pak Akmal berkata:
seks itu penting, saya berkata: itu tidak
penting. Dan saya bisa membuktikan
perkataan saya itu, bahwa saya tidak
pernah berusaha mengejarnya.
Di dunia ini banyak orang miskin.
Bahkan yang lebih miskin dari saya
banyak sekali. Tapi mereka semua tak
ada yang senang dengan
kemiskinannya. Semua memberontak
dengan memburu-burunya. Tapi saya,
apa yang saya dapatkan hari ini, saya
habiskan pada hari ini juga, yaitu
untuk memberkati jiwa-jiwa yang lapar
dan haus akan kebenaran. Tidak ada
uang yang saya tahan ataupun yang saya
simpan.
Di milis ini banyak orang Kristen dan
kaya. Namun berapakah yang berani
mengorbankan harta bendanya untuk
memberitakan Injil 100% seperti yang
saya lakukan? Umumnya, kalau dapat
rejeki besar, 10% disumbangkan ke
gereja. Kalau rejeki sedikit untuk
istri. Sedangkan kalau rugi keluar
meninggalkan gerejanya. Yang demikian
ini ombyokan – banyak sekali,
bukan hanya pak Elisa Sagala saja.
Karena itu saya geli dengan
kesombongannya Elisa Sagala. Baru
segitu saja sudah koar-koarnya sampai
ke langit.
3. Memaklumkan
kegagalannya;
Pak Akmal, setiap orang yang diserang,
melakukan pembelaan diri itu hal
yang wajar. Tapi nalar kita 'kan bisa menilai suatu
alasan itu benar adanya
atau alasan yang dipaksakan. Jadi, nggak
harus dinilai sebagai
memaklumkan kegagalannya.
4. Mengecam orang
lain?
Kapan saya mengecam kehidupan orang lain?
Kapan saya mengecam jungkir-
baliknya pak Akmal? Kapan saya pernah
menyerang pribadi orang, seperti
pak Akmal menyerang saya? Saya menyerang
pribadinya Muhammad, bukan
pribadinya pak Akmal. Sebab Muhammad itu
mengakunya nabi dan pemimpin
yang mengajarkan agama Islam. Dialah yang
saya serang, bukan bapak. Tapi
bapak menyerang "pak Rudyanto."
Pak Akmal, kalau adu jago, ya ayam
jago-lah yang kita adu, jangan kita yang
beradu. Kalau adu petinju, ya petinju
dengan petinju yang kita adu. Ngapain
kita yang beradu?
Anda anak buahnya Muhammad, saya anak
buahnya YESUS. Mari kita adu
mereka. Bukankah mereka mengaku jagoan?
Contohlah kaum Muslim yang
lain, pak. Mereka nggak ada yang
menyerang "pak Rudyanto," tapi YESUS
yang mereka telanjangi habis. Saya
telanjangi Muhammad, mereka telanjangi
YESUS. Itu baru nalar diskusi, pak.
Kalau ada orang yang menyerang pribadi
saya, seharusnya pak Akmal ya
jangan ikut-ikutan, donk, sebab 'kan bukan bebek?! Jadi,
kalau Muhammad
yang diserang, ya tunjukkan
argumentasinya Muhammad. Jangan bapak
membuatkan argumentasi untuk Muhammad.
Keliru logika seperti itu.
Pemimpin harus bisa melindungi anak buahnya.
Jangan sampai anak buah
yang melindungi pemimpinnya. Ini
logika error. Nabi koq meminta
perlindungan umatnya? Umat koq
melindungi nabinya dan membela
tuhannya?
Contohlah diskusi saya, pak. Setiap
serangan terhadap YESUS, selalu saya
jawab dengan Alkitab. Saya nggak
pernah berusaha melindungi TUHAN
saya. Kalau DIA memang TUHAN, biarlah
DIA yang membela DiriNYA
sendiri. Malahan DIA wajib melindungi
saya. Lucu kalau saya melindungi
TUHAN. Kalau DIA Mahatahu, seharusnya
DIA tahu sejak dahulu kala
bagaimana orang-orang akan
mempertanyakan hal DiriNYA, sehingga sejak
Alkitab dituliskan, jawabannya sudah
tersedia. Tidak sampai kelabakan
seperti kaum Muslim sekarang ini,
yang kalau ditanya sesuatu nggak bisa
jawab, jawabannya lemparan batu.
Sebab allahnya kurang mempersiapkan.
5. Saya memang guru;
Saya bukan mengaku-ngaku guru, pak, tapi
saya memang guru;
>> Matius 28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa
murid-Ku dan
baptislah
mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh
Kudus,
28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan
kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai
kamu
senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Ini dulu, pak. Thanks.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
JAWAB PAK AKMAL:
Buat saya yang
menarik, justru Pak Rudy kelihatannya masih belum paham bahwa saya sudah
menyodorkan cermin buat bapak. Dari penjelasan bapak, termasuk di bawah ini,
terlihat jelas bahwa:
1. Pak Rudy sangat
egosentris. Ukuran kehidupan orang lain, harus berdasarkan ukuran Pak Rudy, dan
bukan sebaliknya. Bahkan ketika bapak sendiri tahu hidup bapak tidak seideal
yang bapak inginkan, bapak menyediakan segudang permakluman untuk itu,
Anehnya, bapak
mengecam berapi-api orang yang hidupnya tidak seperti bapak, meski mungkin
orang itu berbahagia dengan jalan hidupnya sendiri yang tak bapak alami. Bahkan
tak bapak mengerti sama sekali.
2. Bukti egosentris
itu adalah Pak Rudy selalu mengulang-ulang posisi bapak sebagai
"pastor", "guru yang mengajar dan menasihati orang" serta
"belum tentu nasehat saya didengar apalagi dijalankan orang tersebut"
padahal kehidupan bapak sendiri sebelumnya tidak pernah mendengarkan "nasehat
orang". So, why bother?
Tidakkah terlihat
jelas keganjilan logika Pak Rudy di sini? Nalar yang tidak konsisten antara Pak
Rudy yang pernah "kejeblos" (saya kembalikan dalam konteks thread
awal, soal perkawinan saja, bukan soal lain) dengan Pak Rudy yang "tak
ingin orang lain kejeblos".
Hipotesis A:
Kalau Pak Rudy yakin
setiap orang harus menjalani pengalamannya sendiri, sebelum menemukan hikmah
kehidupan seperti pengalaman Pak Rudy sendiri, lalu kenapa sekarang bapak repot
sekali mengurusi keyakinan orang, apalagi menyangkut konsep perkawinan yang,
maaf, mungkin tak pernah bapak kecap nikmat kebahagiaannya.
Biarkan saja orang
lagi kejeblos dengan pengalaman sendiri, karena itu yang akan mendewasakan
mereka. ("Dengan dosa kita dewasa," tulis penyair Subagio
Sastrowardoyo).
Hipotesis B:
Kalau Pak Rudy sebagai
"pastor/guru/dll" ingin didengar orang lain dengan takzim, bukankah
ini "karma" yang sedang bapak lakoni karena bapak pun dulu tak pernah
menghormati pastor/guru, atau orang-orang lain yang mengingatkan bapak?
Dengan bahasa
anak-anak sekarang, Pak Rudy ini lebay. Giliran untuk diri sendiri, sejuta
permakluman diumumkan (tanpa malu-malu pula), giliran menghina ajaran agama
lain (ya, yang bapak lakukan selama ini adalah menghina Islam secara terang-terangan)
seolah-olah hidup bapak yang paling sempurna.
3. Apakah saya marah
dengan cara bapak menghina Nabi Muhammad yang saya dan umat Islam muliakan?
Tidak. Dalam artinya, saya tidak akan melakukannya secara emosional. Apalagi
alhamdulillah hari ini saya sedang Puasa Daud (sehari puasa, sehari tidak).
Semakin keji Pak Rudy
mengecam keyakinan agama lain, Islam khususnya, semakin kehidupan Pak Rudy
sendiri yang tidak akan pernah bahagia. Percayalah, Pak. Mungkin selama ini
bapak merasa bahagia dengan gaya
bapak. Mereka yang sudah lebih dari seminggu saja di milis ini (kalau tidak
segera minta keluar) akan langsung tahu betapa prihatinnya melihat bapak
bersandiwara.
Karena esensi agama
sesungguhnya satu: mengubah pemeluknya menjadi berakhlak mulia.
Semoga Tuhan Yang Maha
Pengasih Maha Penyayang menyembuhkan luka hati Pak Rudy, memberikan kedamaian
dalam sisa umur yang menuju senja, dan menjadi bermanfaat bagi sebanyak mungkin
orang, baik yang seiman dengan Pak Rudy maupun yang berbeda.
Allahu a'lam (
Tuhanlah yang Lebih Mengetahui),
Akmal Nasery Basral
Cibubur
PS: Orang yang jujur
menyampaikan pendapat, tak pernah khawatir apalagi takut menuliskan nama asli
termasuk alamat tinggal.
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
JAWABAN SAYA:
Kunci kebahagiaan sejati bukan pada rasa syukur,
pak, tapi pada percaya pada TUHAN YESUS KRISTUS.
Sebab orang yang tidak
mengenal YESUS KRISTUS tidak akan selamat, sehingga berjuta-juta rasa syukurnya
menjadi hilang musnah. Dan orang baru bisa mengucap syukur kalau dia belajar
pada TUHAN YESUS. Sebab YESUS-lah yang mengajarkan bagaimana kita mengucap
syukur.
Kalimat yang
dituliskan oleh pak Elisa itu sumbernya dari Alkitab, pak. Beliau takkan pernah
tahu kalimat itu kalau beliau bukan orang Kristen.
>> Lukas
6:32 Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah
jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-
orang yang mengasihi mereka.
6:33 Sebab jikalau kamu
berbuat baik kepada orang yang berbuat baik
kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat
demikian.
Jadi, bagaimana orang bisa
mengucap syukur kalau dia belum Kristen?
Ada-ada saja Elisa
ini.
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Dari: Akmal N. Basral anb99@yahoo.com
Selamat pagi Pak
Elisa,
setuju sekali bahwa
syukur adalah kunci kebahagiaan.
Salam,
Akmal Nasery Basral
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
On Nov 28, 2012, at
5:55 AM, Elisa Sagala <elisasagala@ymail.com> wrote:
Mau selalu bahagia?
Mengucap syukurlah
dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah...
Kalau mengucap syukur dan berterima kasih dalam keadaan baik, untuk sesuatu
yang menyenangkan...itu hal yang wajar. Kalau ngucapin terima kasih pada orang
yang berbuat baik atau pada orang yang sudah menolong...itu wajar.
Mulai hari ini,
cobalah dan belajarlah ngucapin terima kasih pada orang yang sudah menyinggung
perasaan, merendahkan harga diri Anda, merugikan Anda secara materi bahkan
mendatangkan malapetaka dalam hidup Anda. Lebih lanjut, coba lagi tingkatkan
dengan ngasih atau ngajak dia makan dan menolongnya dalam kesulitannya.
Aneh?
Ya, memang kita harus
jadi orang aneh dalam dunia yang semakin terbalik ini.
Jadilah personifikasi
CINTA dalam suka maupun duka, dalam situasi baik maupun kurang baik. Maka
nikmatnya hidup akan jadi milik Anda.
Salam bahagia,
Elisa Sagala
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Re:
[hakekathidupku_nolnol] AGAMA YESUS
Apakah saya orang Israel? Betul. Saya orang Israel
rohani, bukan kulit.
>> Roma
2:28 Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi,
dan yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara
lahiriah.
2:29 Tetapi orang
Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak
keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani,
bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari
manusia, melainkan dari Allah.
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Dari: ab rahim abdul hamid arah1958@yahoo.com
Matius 15:24
Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-
domba yang
hilang dari umat Israel
."
Apakah anda umat Israel
?
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Bls:
[beritadinanti_bd] Perkahwinan
Saya menjawab pertanyaan yang nomor 3;
1. Orang kawin atau
cerai itu adalah kesepakatan 2 orang, suami-istri.
Karena itu jika bapak bermaksud mendiskreditkan saya, sebagai
seolah-olah perceraian
itu beban
saya sendirian, jelas kebijaksanaan anda adalah kebijaksanaan yang error.
Saya jelas
keberatan sekali jika tidak ikut makan nangka kena getahnya. Karena itu
jika pak
Akmal ingin tidak error, dalami donk permasalahannya. Cari informasi dari
pihak
istri saya, supaya bisa dikonfrontasikan keterangannya.
Kalau
bapak ke Surabaya,
silahkan cari kantor Konferens Jawa Kawasan Timur. Itu
kantornya
gereja Advent. Silahkan bapak mencari informasi hal saya kepada salah
seorang
officer disana yang pernah bertugas di sana
antara tahun 1998 - 2004. Mereka
pasti tahu
seluk-beluk mantan TSPM yang bernama: Rudyanto. Nah, dari sana bapak
bisa
memulai menggelar perkara tersebut secara terbuka untuk umum.
Sebab
tidak good kalau berandai-andai dengan analisa yang awur-awuran begitu.
2. Kalaupun dulu saya
maling, seharusnya bapak senang jika mendapati saya sudah
menjadi
orang baik, bukan?! TUHAN saja sudah melupakan dosa-dosa saya,
bagaimana
bapak bisa senang kalau saya maling terus-terusan?!
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Dari: Akmal N. Basral anb99@yahoo.com
Selamat pagi, Pak
Rudyanto.
Semalam nggak sempat
jawab pertanyaan saya ya, Pak? Nggak apa-apa, Pak. Moga-moga pagi ini sudah
segar ya. Sudah sarapan.
Saya ingin tanya lagi
dari penjelasan Pak Rudy di bawah ini:
1. Kalau Pak Rudy
kejeblos di sebuah lubang di jalan Sudirman, dan Pak Rudy kemudian memberitahu
orang agar tidak mengulangi kesalahan yang sama, maka apakah apakah Pak Rudy
orang pertama yang kejeblos di lubang itu? Tidak adakah orang lain yang pernah
kejeblos di lubang itu sebelumnya?
2. Kalau ternyata ada,
apakah orang itu tidak memberitahu Pak Rudy agar berhati-hati? Atau sebenarnya
sudah ada orang yang mengingatkan Pak Rudy, "Hati-hati, Pak, ada lubang di
Jalan Sudirman", tapi bapak yang abai, atau tak menganggap penting
peringatan orang sehingga bapak kejeblos?
3. Kalau Pak Rudy
kejeblos di lubang itu, dan ada lebih banyak orang yang tidak kejeblos (baik
karena peringatan orang yang pernah sial, atau mereka memang hati-hati), maka
bagaimana Pak Rudy melihat nasib sial yang bapak alami itu? Apakah Pak Rudy
berpendapat itu Kehendak Tuhan, karena dengan pengalaman bapak itu maka bapak
bisa mengingatkan orang lain, atau kejeblosnya bapak di lubang jalan Sudirman
itu murni dari ketidakmampuan bapak sendiri karena Tuhan sebenarnya sudah
memberikan bapak dua mata untuk melihat sekeliling?
Silakan dijawab dengan
logika Pak Rudy yang tidak error ya :)
Salam,
Akmal N. Basral
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
JAWABAN SAYA:
Kenapa pengalaman tidak bisa
menyelamatkan perkawinan saya? - Hua..ha..ha.... sebuah pertanyaan yang
susunannya error, ya pak?!
Suatu kali saya berjalan di
Siratal - jalan, panglima Sudirman. Di sana
saya terjatuh karena ada sebuah lobang karena belum pengalaman lewat di jalan
itu. Nah, dengan modal pengalaman itulah lalu saya beritahu pak Akmal: Pak
kalau lewat Siratal Panglima Sudirman harap hati-hati, di sana ada lobang.
Bahkan saya bisa memberitahukan
lobang itu letaknya di depan rumah nomor sekian. Apa sebab? Sebab sudah
pengalaman.
Itu namanya pengalaman
"kegagalan." Yang dijadikan pelajarannya adalah kegagalannya.
Tehniknya tinggal membalikkan
saja; jika gagalnya ke kiri, ya alihkan ke kanan pasti berhasil. Kalau ada
lobang ya hindari, maka pasti nggak akan jatuh.
Gampang, koq.
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Dari: Akmal N.
Basral <anb99@yahoo.com>
Ah,
terima kasih atas kalimat Pak Rudy yang indah ini:
"Karena
itu bagi saya, kegagalan saya merupakan harta kekayaan yang ternilai banyaknya
yang harus saya bagi-bagikan sebagai amalan saya."
Boleh
tanya ya Pak:
1.
Apa penyebab utama kegagalan perkawinan Pak Rudy, seorang pastor yang punya
pengalaman dengan perempuan. Mengapa pengalaman itu tak bisa menyelamatkan
perkawinan bapak?
Mohon
dijawab ya Pak. Mudah-mudahan bisa jadi "harta kekayaan tak ternilai"
bagi pasangan muda, atau pasangan tua berjiwa muda, untuk tak terjeblos di
lubang yang sama seperti bapak.
Monggo
...
Salam,
Akmal
N. Basral
Cibubur
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
JAWABAN SAYA:
Tapi, pak Akmal, pemikiran
yang lebih luas lagi mengatakan, kegagalan itu awal dari keberhasilan, dan
pengalaman itu adalah guru yang terbaik. Sebab tidak ada orang yang
menjatuhkan dirinya di lobang yang sama.
Karena itu bagi saya,
kegagalan saya merupakan harta kekayaan yang tak ternilai banyaknya yang
harus saya bagi-bagikan sebagai amalan saya. Saya seperti pemandu wisata
yang sudah hafal dengan lokasi-lokasi wisata, pak. Saya bukan wisatawan
yang baru, tapi sudah bisa menjadi pemandu wisatawannya. Jadi, saya bukan
pengajar teori, tapi pengajar yang sudah berpengalaman. Saya bukan pastor
yang nggak pengalaman dengan perempuan, pak.
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Dari: anb99@yahoo.com <anb99@yahoo.com>
Jadi kesimpulannya: betul ya
Pak Rudy perkawinannya morat-marit?
Nah sekarang logikanya, kalau ngurus perkawinan sendiri saja nggak bisa,
gimana mau ngurusin orang lain yang Pak?
Misalnya ada pasangan yang sedang trouble, terus nanya ke Pak Rudy gimana
caranya mengatasi masalah mereka, bagaimana dong Pak Rudy menjawabnya?
Hanya menjawab teori saja?
Masak agama ujung-ujungnya cuma teori aja sih Pak Rudy?
Silakan dilanjutken ...
Salam,
Akmal N. Basral
Cibubur
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
JAWABAN SAYA:
Hua..ha..ha..... saya senang
pak Akmal terbit kembali.
Nasib perkawinan saya berbanding terbalik dengan Muhammad, pak. Kalau saya
memorat-maritkan perkawinan saya, sedangkan kalau Muhammad memorat-maritkan
ajaran perkawinannya. - Hua..ha..ha....
Kalau saya tidak pandai kumpul dengan perempuan, sedangkan Muhammad pandai
ngumpulin perempuan. - Hua..ha..ha.....
Salam, pak Akmal.
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Menarik sekali, pak Akmal,
Yang harus diingat
adalah manusia itu pada dasarnya suka bebal. Sehingga jika itu termasuk saya,
masih lumrah, pak. Kalau belum merasain sendiri, masih belum terbuka
kesadarannya.
Saya sekarang berdiri
sebagai guru yang mengajar dan menasehati orang, sayapun menyadari bahwa ajaran
dan nasehat saya belum tentu bisa didengar, dimengerti apa lagi dijalankan oleh
orang tersebut. Bisa jadi, orang itu memerlukan pengalaman sendiri. Tapi
merupakan tugas dan kewajiban setiap orang untuk mengajar dan memberikan petunjuk
sesuai pengetahuannya kepada orang lain. Terlepas orang itu mau mendengar atau
tidak.
Dunia manusia bukan
dunia mesin, pak. Kalau dunia mesin, ketika satu komponen rusak diganti dengan
komponen yang baru, maka mesin itu pasti sembuh. Tapi dunia manusia adalah
dunia yang aneh sekali, pak. Komponen baru belum tentu berguna. Justru
seringkali komponen yang error yang bisa menghidupkan mesin. - Ajaran yang baik
dicampakkan, tapi ajaran yang tidak baik justru dijalankan dengan
sebaik-baiknya.
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Dari: Akmal N. Basral anb99@yahoo.com
Jadi maksud Pak Rudy,
seorang itu harus kejeblos lubang dulu sebelum bisa mengingatkan orang lain
agar tidak jatuh ke lubang yang sama, ya? Pasti begitu dong logika yang tidak
error ya Pak?
Nah, kalau bapak bisa
mengingatkan orang agar jangan jatuh di lubang Siratal Jalan Sudirman itu yang
bapak hafal tempatnya di mana, besarnya seperti apa, apakah SEBELUM ITU tidak
ada orang lain yang pernah terjeblos ke lubang dalam Siratal Sudirman itu yang
MENGINGATKAN bapak agar hati-hati ketika melewati Siratal Sudirman?
Atau ...
Sebenarnya sudah ada
yang mengingatkan bapak (seperti bapak KEMUDIAN mengingatkan orang lain), tapi
Pak Rudy sendiri yang tidak pernah mendengar peringatan orang SEBELUM bapak?
Moga-moga logika bapak
tentang BEFORE and AFTER ini masih belum error ya?
Atau Pak Rudy mau
mengklaim bapak adalah orang PERTAMA yang lewat di depan Siratal Sudirman itu
dan, simsalabim, jalan yang biasanya mulus itu TIBA-TIBA saja berlubang persis
begitu Pak Rudy lewat sehingga jatuhlah Pak Rudy sendirian dalam lubang jahanam
itu.
Mohon penjelasan Pak
Rudy dengan logika yang tidak error tentang lubang jalan.
Gampang kan pertanyaan saya,
Pak?
Salam,
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
>>Surat-menyurat : hakekathidupku@yahoo.co.id, hakekatku_00@yahoo.co.id, hakekatku_05@yahoo.co.id, hakekathidup_h5@yahoo.co.id, hakekathidupku_nolnol@yahoo.co.id, newhakekatku@yahoo.co.id, >>Milis Group : hakekatku_00@yahoogroups.com, http://groups.yahoo.com/group/hakekatku_00/ newhakekatku@yahoogroups.com, http://groups.yahoo.com/group/newhakekatku/ >> Bl o
g : http://bloghakekatku.blogspot.com
[Non-text portions of this message have been removed]
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
DENGAN FEE PALING COMPETITIF
UNTUK INFORMASI HUBUNGI (021)789 2012 /98225937
JASA OUTPLACEMENT HUBUNGI Amy at (021) 7892012
Human Capital Indonesia:
fseskadevi@hmc.co.id /info@hmc.co.id
High Management Consultant
Phone (62 21) 7892012, 9822-5937,
Fax (62 21) 789 2124
pemasangan iklan/posting dari para member diluar tanggung jawab dari Owner mailing list ini. Berhati-hatilah dengan iklan lowongan pekerjaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar