Sabtu, 27 Oktober 2012

[Human Capital] Aparat Jangan Tebang Pilih: Kredit Fiktif Bank Jatim 50 Milyar

 

Polisi, dalam hal ini Polda Jatim sebaiknya tidak memain2kan kasus ini
dan jangan tebang pilih. Dan Polisi harus melakukan upaya untuk
menyelamatkan uang negara. Sebab kalau tidak demikian bisa saja
masyarakat akan beranggapan bahwa Polisi ada konspirasi dengan otak
pembobolan Bank Pemerintah ini, dan bisa juga dianggap dapat bagian dari
hasil perampokan bank pemerintah ini. Atau bisa juga dianggap polisi
Polda Jatim
takut karena mungkin ada ada jendral yang jadi anjing geladak dari para
mafia ini.
Untuk itu Polisi harus membuktikan bahwa lembaga kepolisian memang berpihak
pada masyarakat.

Salam
Simpati - Sarasehan Mandiri Pemberantas Korupsi
----------------------------------------------------------
10/26/2012 Hadi wrote:
http://jurnal-korupsi.blogspot.com/2012/10/mafia-rampok-uang-rakyat-dengan-modus.html
Mafia Pendidikan Rampok Uang Rakyat Dengan Modus Kredit Fiktif Bank Jatim 50 Milyar

Harian milik Dahlan Iskan, Terbitan jawa Timur, yakni Jawa Pos 3 hari berturut2 (24,25, 26 Oktober 2012) memberitakan
kasus kredit fiktif yang menguras dana masyarakat di Bank Plat Merah/ Bank milik Pemerintah, yakni Bank Jatim sebesar
Rp.50 Milyar. Dalam berita tersebut diberitakan bahwa Polisi dalam hal
ini Polda Jatim telah menetapkan 13 tersangka, yakni 6 orang pegawai
bank jatim & 7 orang & perusahaan pengaju kredit fiktif.

Dalam
berita tersebut disebutkan otak dari kredit fiktif ini adalah Yudi
Setiawan dengan memakai perusahaan PT. Cipta Inti Parmindo. Sedangkan
perusahaan2 lain adalah perusahaan2 milik Yudi juga, dimana yang
dijadikan pimpinan adalah anak, sopir, pembantu, pegawai dari Yudi. Dan
diketahui semua kredit yang diterima dari bank jatim  pada perusahaan2
itu semua dananya akhirnya mengalir ke Yudi atau PT Cipta Inti Parmindo.

Sekilas
dari
berita ini tidak ada yang aneh. Tapi jika ditelusuri sebenarnya banyak
hal yang bisa membuat otak kita berkerut. Hal2 itu adalah:

1.
Dalam berita yang ditahan hanyalah pegawai dari Bank Jatim, dengan
alasan dikuatirkan akan mempersulit penyidikan. Tapi pemilik perusahaan2
yang menerima uang tidak ditahan. Apa polisi tidak akan kesulitan
melakukan penyidikan, jika perusahaan2 itu menghilangkan barang bukti
atau pemiliknya lari keluar negeri? karena sampai sekarang juga  tidak
ada uang hasil pembobolan yang disita ataupun rekening milik
orang2/perusahaan2 itu yang diblokir dll. Apakah tidak terpikir untuk
menyelamatkan uang negara yang dibobol?

2. Disebut2 pemilik PT.
Cipta Inti Parmindo adalah otak dari kredit fiktif, tapi kenapa yang
dinyatakan tersangka adalah hanya Yudi Setiawan? Padahal pengendali
utama dari perusahaan ini adalah Liauw Inggarwati, yang sering
disebut sebagai mafia pendidikan dan dalam akta perusahaan merupakan komisaris dari perusahaan
ini. Apalagi kredit fiktif ini disebut2 dalam berita terkait dengan
kegiatan dan proyek fiktif dunia pendidikan. seharusnya aparat hukum
juga menyelidiki aliran uang yang mengalir ke Liauw Inggarwati, dan
menyelidiki keterlibatannya, karena Yudi Setiawan (keponakan Liauw Inggarwati) hanyalah pelaksana
yang dipasang sebagai Direktur perusahaan ini, dan yang bisa mengatur
kemulusan kredit2 fiktif  dari bank plat merah ini adalah Liauw
Inggarwati.

3. Melihat begitu gampangnya uang bank sedemikian
besar diberikan secara cuma2 atau dipersilahkan dengan mudah untuk
dikuras/dirampok, bisa diduga
ini adalah pekerjaan para mafia. Dan para pejabat seperti dalam berita
kasus ini diduga mendapatkan sedikit upah dan imbalan dari para mafia

4.
Yang memprihatinkan kredit2 fiktif ini diambilkan dari dana KUR (Kredit
Usaha Rakyat), yang seharusnya digunakan untuk memajukan ekonomi
rakyat. Tapi malah diberikan untuk dihabiskan oleh para mafia.

5.
Untuk itu patut diselidiki apakah KUR diseluruh bank pemerintah yang
dalam pernyataan menteri keuangan senilai puluhan trilyun benar2
digunakan untuk memajukan ekonomi rakyat, atau sekarang menjadi kredit
macet, karena uangnya sebenarnya tidak dipakai untuk memajukan ekonomi
masyarakat, tapi malah dinikmati oleh para mafia dan dibawa lari, entah
dibawa lari di dalam negeri atau keluar negri. Sedangkan di jawa Timur
sendiri kredit KUR sudah berjumlah trilyunan, dan patut diduga
berpotensi menjadi kredit macet, karena tidak tepat sasaran dan
dijadikan bancakan oleh para mafia itu.

6. Yang harus diwaspadai pula, Liauw Inggarwati dengan operatornya Rony Nasrullah dari PT. Dharmabakti,
juga sering diberitakan sebagai mafia pendidikan yang diduga
bekerjasama dengan para pejabat didaerah dalam korupsi proyek2
peningkatan mutu pendidikan, dengan modus mengurangi jumlah dan kualitas
dari barang peningkatan mutu pendidikan, dan hal ini berdampak luas
bagi kualitas pendidikan nasional. Kenapa hal ini bisa mulus terjadi,
karena diduga sebelum proyek itu dilakukan para pejabat didaerah sudah
mendapat insentif (uang sogok) dari Liauw Inggarwati, sehingga para
pejabat itu menurut saja padanya. Dan meski pernah diperiksa dugaan
korupsinya oleh para aparat hukum, tapi dengan mudahnya kasus itu
lenyap, karena diduga para aparat hukum sudah disuap. Patut diduga uang
suap pada para pejabat didaerah dan pada aparat hukum tersebut juga
berasal dari kredit2 fiktif yang didapatnya dari bank pemerintah itu.

7.
yang harus khawatir sebenarnya adalah para pejabat baik itu dari bank
pemerintah pemberi kredit fiktif, maupun pejabat2 daerah seperti Lamongan, Tuban, Mojokerto, Tulungagung, Trenggalek, Pacitan, Mojokerto, Banyuwangi, Lumajang, Probolinggo, Magetan
dll, karena dalam berita dinyatakan bahwa kredit fiktif itu berkaitan
dengan proyek2 pendidikan didaerah2 tersebut. Karena dengan fakta yang
ditahan sekarang adalah hanya para pejabat bank jatim, sedangkan para
mafia bebas. jadi siap2 saja para pejabat didaerah yang masuk penjara
sedangkan para mafia bebas. Sebagai Ilustrasi dalam korupsi pembangunan
GOR Magetan yang sudah ada putusan kasasi dari mahkamah agung, para
pejabat harus mendekam ditahanan, sedangkan Liauw Inggarwati meski sudah
dinyatakan tersangka, tapi tidak pernah diperiksa, apalagi masuk
penjara, tahu2 namanya lenyap. Demikian juga dalam kasus korupsi laptop
di Jember sebesar Rp. 19 Milyar, meski sudah dinyatakan tersangka sejak
tahun 2009, tapi tidak pernah diperiksa, sedangkan pejabat dan guru2
sibuk berhadapan dengan aparat hukum. Mungkin Liauw Inggarwati baru akan
diperiksa setelah masa kedaluwarsa, dan kasus ditutup karena
kedaluwarsa.

8. Jadi para mafia itu sangat dimanjakan, karena
dengan beri suap sedikit (dalam berita, diduga oknum Bank jatim terima
Rp. 20 juta), mafia mengeruk dana rakyat Rp. 50 Milyar. Dengan uang itu
para pejabat didaerah dan aparat hukum disuap sedikit, lalu Liauw
Inggarwati & Rony Nasrullah mengeruk lagi dana rakyat/ dana
pendidikan sebesar ratusan milyar. Dan dijamin kebal hukum, sedangkan
akibatnya kemungkinan besar hanya para pejabat itu yang dipenjara,
sedangkan para mafia bebas dan bisa meneruskan aksinya ditempat lain.
Yang paling menderita adalah rakyat.

Kita
prihatin, berkali2 terulang lagi bahwa para pejabat pemerintah lebih
suka jika uang negara/ uang rakyat diberikan secara cuma2 (mafia
dipersilahkan merampok dengan bebas), daripada digunakan untuk membangun
masyarakat bangsa & negara. Maka patut dipertanyakan apakah para
pejabat itu masih merasa sebagai warga negara Indonesia atau mereka juga
sudah punya kewarganegaraan negara lain. Sehingga kalau negara RI sudah
hancur dirampok, mereka akan pindah ke negara lain itu.

Salam, Menuju Indonesia Merdeka
GETAR - Gerakan Tampar Koruptor

Note Tim Pesisir:
Untuk informasi yang seimbang bisa meminta informasi ke:
Liauw Inggarwat ; HP: 081333300888 ; 082143555553
Rony Nasrullah ; HP: 08111116089
Pemilik CV Andalanku & CV Cahaya Anugerah, perusahaan2 yang sering dipakai/dipinjam oleh komplotan mafia itu, sebagai pelaksana/ anak buah mereka:
1. Kus Bachrul ; HP: 08165409271 ; 087839913133
2. Dwi Enggo Tjahjono ; HP: 08121677974 ; 087839913140
3. Nur Hidayati (istri Kus Bachrul) ; HP: 081231610974

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
HEAD HUNTER & OUTSOURCING SPECIALIST
DENGAN FEE PALING COMPETITIF
UNTUK INFORMASI HUBUNGI (021)789 2012 /98225937

JASA OUTPLACEMENT HUBUNGI Amy at (021) 7892012

Human Capital Indonesia:
fseskadevi@hmc.co.id /info@hmc.co.id

High Management Consultant

Phone (62 21) 7892012, 9822-5937,
Fax (62 21) 789 2124


pemasangan iklan/posting dari para member diluar tanggung jawab dari Owner mailing list ini.  Berhati-hatilah dengan iklan lowongan pekerjaan.
.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar